Pada hari pertamanya bekerja di pom bensin, Yohanes menyaksikan seorang senior rekan kerja mengukur tingkat bensin di tangki bawah tanah dengan menurunkan tongkat pengukur raksasa ke dalamnya.
"Apa yang akan terjadi jika saya melemparkan sebuah korek menyala ke dalam lubang?" Yohanes bertanya sebagai lelucon.
"Korek itu akan keluar," jawab rekan kerja dengan cara yang sangat faktual.
"Benarkah?" Yohanes bertanya, terkejut mendengar itu. "Apakah ada kekurangan oksigen di sana atau ada beberapa alat pengaman yang akan memadamkannya sebelum bahan bakar menyala?"
"Tidak, kekuatan dari ledakan akan meniup korek keluar."
Alkisah anggota DPR-RI yang sedang studi banding soal etika ke Yunani, bertemu dengan pakar etika di negeri para filsuf tersebut. "Bisakah Anda memberitahu kami, salah satu contoh bentuk pelanggaran etika?" tanya anggota DPR-RI.
Jawab pakar Yunani dengan prihatin: "Bapak yang terhormat, kunjungan studi banding Anda ke Yunani ini adalah contoh paling jelas pelanggaran etika anggota parlemen!"
Alkisah, waktu makan siang di Negeri Belanda, seorang turis peserta tour asal Indonesia kangen dengan masakan Indonesia ala Yogya, gudeg.
Segera dicarinya rumah makan Indonesia dan memesan gudeg. Setelah dicicipi ternyata lebih enak daripada gudeg di Yogya yang asli sehingga membuatnya jadi penasaran,
"Mas, apa rahasianya kok gudeg di sini rasanya lebih enak dibandingkan dengan di tempat aslinya?" tanyanya penasaran.
"Oh, itu karena nangkanya, Mas. Di Yogya pakai nangka lokal, sementara kami di sini memakai nangka impor," jawabnya.
"Emangnya impor dari mana?"
"Dari Yogya, Mas..."
Pengamat politik Indonesia sedang bingung. Biasanya rakyat sangat keras mengecam studi banding anggota DPR, yang dianggap cuma plesir dengan anggaran dinas. Tetapi, khusus untuk studi banding ke Jepang, kok rakyat justru ramai-ramai mendukung, agar studi banding itu segera dilaksanakan dan hasilnya cepat diaplikasikan pada seluruh anggota parlemen.
Merasa penasaran, pengamat politik itu pun bertanya kepada seorang pedagang asongan, yang mangkal di depan gerbang DPR: "Mengapa Bapak mendukung studi banding anggota DPR ke Jepang?"
"Ohh, itu....," sahut si bapak. "Saya mendukung penuh, sebab anggota DPR itu akan belajar teknik harakiri massal di Jepang. Semoga segera diterapkan untuk seluruh anggota DPR..."
Rick, lulusan sekolah akuntansi, pergi ke sebuah wawancara untuk suatu pekerjaan. Bos perusahaan menanyakan banyak pertanyaan tentang pendidikan dan pengalamannya, tetapi kemudian bertanya kepadanya, "Berapakah tiga dikalikan tujuh?"
"22", balas Rick. Setelah dia pergi, dia melakukan cek ulang jawaban pertanyaan tadi di kalkulator dan mengetahui bahwa dia tidak akan memperoleh pekerjaan tersebut.
Dua minggu kemudian, dia mendapatkan telepon yang menyatakan bahwa dia diterima! Rick setuju, dan dia mulai kerja keesokan harinya.
Dia masih merasa sangat penasaran dengan diterimanya lamaran pekerjaannya padahal menjawab dengan salah. Setelah beberapa minggu bekerja, dia akhirnya memberanikan diri untuk menanyakan hal itu, dan bossnya menjawab sambil mengangkat bahunya, "Dari sekian banyak pelamar, jawabanmu yang paling mendekati benar."